Tema esai : Kongkretkan
Mimpi dan Ide Melalui Kontribusi Nyata
Judul esai : Pendidikan
Informal serta Organisasi Untuk Keseimbangan Pendidikan Formal
Pada
era globalisasi ini pendidikan menjadi hal yang sangat utama , serta sesuatu
hal penting dalam menjalani kehidupan di masa sekarang. Pendidikan saat ini
mulai dari Taman kanak-kanak sampai tingkat SMA , jarang sekali pendidikan bersifat
informal seperti kegiatan futsal ,tari, maupun yang lainnya di fasilitasi
dengan baik dan di tunjang dengan pengajar yang baik. Apalagi OSIS akhir-akhir ini minatnya menurun. Pendidikan
pada saat ini saya melihat , hanya belajar dan belajar . sekolah hanya di
jadikan tempat untuk menimba ilmu yang memberatkan otak kiri tanpa menghiraukan
keseimbangan otak kanan . Selain itu saya ingin juga pendidikan di Indonesia
terutama pendidikan di daerah saya bukan hanya di isi oleh ilmu yang bersifat
ilmu pasti tetapi juga seperti ilmu yang bisa langsung di terapkan di dalam
masyarakat bila perlu juga ilmu tentang bisnis yang bisa di terapkan oleh
kalangan muda . Dari hal – hal di atas tersebut seperti kegiatan
ekstrakulikuler jarang sekali di berikan tempat untuk berkembang, maupun ilmu
bermasyarakat serta ilmu bisnis jarang sekali ada sekolah yang mengajarkan ilmu
tersebut padahal menurut saya ilmu itulah yang dapat terpakai di masyarakat
sedangkan ilmu yang selam ini kita pelajari di sekolah setalah lulus jika kita
tidak menekuni lagi pasti akan lupa.
Oleh
karena itu ,dengan segala pelajaran di sekolah yang membuat diri kita menjadi
terbebani tanpa ada rasa kepuasan dalam menjalani semua pelajaran. Memang pada
saat ini sudah ada yang namanya kegiatan ekstrakulikuler, untuk menunjang minat
siswa tetapi,
seperti saya katakan pada paragraph pertama,kegiatan
tersebut jarang menjadi pusat konsentrasi oleh pemerintah terutama Kementrian
Budaya dan Pendidikan.Kegiatan tersebut seakan hanya menjadi pelengkap tanpa
mendorong untuk mewujudkan fungsi sebenarnya. Contoh kegiatan futsal di daerah saya,memang kegiatan
ekskul tersebut berjalan dengan baik
tetapi anak-anak yang ada dalam ekskul tersebut seakan hanya ingin menuruti
perintah sekolah agar wajib mengikuti 1 murid 1 ekskul.Ternyata di dalam diri
mereka hanya ada pelarian tanpa adanya kepuasan . Jika kita lihat lebih dalam
lagi sebenarnya ekstrakulikuler itu bisa juga menjadi pengontrol emosi
siswa,karna setelah dia belajar seharian di sekolah atau dalam menghadapi
kehidupannya sehari-hari dia mempunyai jalan untuk menyalurkan bakatnya yang
selama ini terpendam.
Sejak saat ini sekolah saya memberikan kebebasan bagi
setiap murid yang ingin mengembangkan bakatnya masing-masing tanpa ada paksaan
serta nanti akan di berikan guru yang berkompeten dalam bidangnya. Baru-baru
ini muncul ekskul paskibra ,ekskul itu muncul atas kemauan siawa serta di
dukung oleh OSIS dan waka bid.kesiswaan. Jadi jangan hanya memenuhi otak kalian
yang memberatkan otak kiri saja tapi latihlah otak kanan kalian agar
seimbang.Bukankah di dunia ini harus memilik keseimbangan,sama seperti otak
kalian.
Oleh karena itu setiap ada kesempatan untuk mengadakan
classmeeting derta di lanjutkan dengan pentas seni kecil-kecilan yang bersifat
Intern . Mau itu saat ulang tahun sekolah atau hari pengambilan rapot maupun
mengisi waktu luang sehabis semesteran,kegiatan itu untuk apa,agar mereka yang
ikut ekstrakulikuler merasa bangga atas kemampuan mereka dan tidak merasa
kegiatan ekskul yang mereka lakukan tidak sia-sia
Selain dalam membahas kegiatan informal yang berupa
kegiata ekstrakulikuler ada juga yaitu OSIS saya melihat ,pada khususnya di
sekolah saya minat untuk menjadi pengurus OSIS sangat kurang. Dari tahun
ketahun minat mereka untuk menjadi seorang anggota OSIS memang menurun,dari
yang saya lihat . Banyak sekali persoalan hidup anak jaman sekarang ,yang
seharusnya mereka tidak pikirkan tetapi menjadi beban buat mereka. Contoh
seperti mereka ingin membantu orang tua mereka untuk mencukupi biaya
sekolah,tetapi mereka menghiraukan bahwa mereka itu di tuntut oleh orang tua
mereka belajar,tidak untuk mencari uang. Memang bagus tetapi sebenarnya itu
tidak baik bagi perkembangan anak itu sendiri ,karna otak mereka dan seumuran
mereka belum pantas untuk mencari uang sebaliknya mereka sepantasnya mengasah
otak mereka melalui pembelajaran di sekolah atau pun dengan menekuni bidang kegitan
informal yang mereka gemari. Siapa tau,mereka bisa membantu serta membuat
bangga dengan prestasi yang di miliknya ,bukan dengan seperti tadi mencari uang
untuk sekolah dan bantu orang tua.Memang baik ,tetapi pasti sebagai orang tua.
Orang tua akan sedih karna tidak bias membuat anaknya mendapatkan pendidikan
yang layak. Serta daya otak mereka akan terbagi – bagi antara pelajaran atau
pun membantu orang tua. Oleh karna itu mereka menjadi tidak foks,akhirnya
terbengkalai dua-duanya.
Lain lagi dengan faktor yang satu ini,ini adalah
faktor takut dari dalam diri.Pada awal masuk kelas XI ada yang mengambil
jurusan IPA yang bias dikatakan harus mempunyai konsentrasi yang maksimal serta
harus belajar-belajar dan belajar. Oleh karena itu banyak yang tidak ingin
masuk OSIS karna faktor ini,mereka menginginkan keluar dari organisasi serta fokus
dalam belajar.Memang,sikapnya dalam pilihan ini cukup baik,tetapi lihat dulu orang-orang
yang ikut organisasi mempunyai pemikiran berbeda dengan orang lain. Dalam OSIS
pun kita mendapatkan ilmu yang tidak ada dalam pelajaran serta kita dapat lebih mengenal dan
peka terhadap sifat atau prilaku seseorang.
Karena banyak sekali alasan mereka ingin keluar dari
OSIS ,sekolah kami mengadakan kegiatan rutin yaitu OPBPKS (Observasi Pembinaan
Budi Pekerti Siswa) hal ini dimaksudkan untuk mencari bibit OSIS periode
berikutnya dan membentuk budi pekerti siswa serta mereka nantinya akan di bagi
setiap kelompok . Masing –masing kelompok terdapat guru pembimbing dan
penanggung jawab kakak OSIS maupun MPK serta ketua kelompok,wakil serta
sekeretaris dan bendahara. Mereka nanti akan menghuni setiap kelompok satu
rumah urusan makan dan sebagainya urusan mereka Di sana nanti terlihat mana
siswa yang memilik jiwa kepemimpinan baik itu dalam karnaval yaitu pawai pada
hari pertama menggunakan kostum unik mengelilingi kampong . Maupun dalam cross
country yaitu kegiatan menelusuri alam di sekitar perkampungan yang di tinggali
. Serta dalam kegiatan mengobservasi atau meneliti masyarakat sekitar yang
mereka tinggali. Di sana juga dapat terlihat kebersamaan dalam susah maupun
duka ,jika ada kesalahan yang di dapat oleh siswa akan mendapat pita hitam dan
jika ada yang berkelakuan baik akan mendapat pita merah. Serta kegembiraan
mereka pada saat acara malam bisa itu ngelawak atau bernyanyi dan khusyuan
mereka saat mereka di bangunkan jam 2 pagi untuk shalat tahajud serta
dilanjutkan tausyiah dari perwakilan masing-masing kelompok maupun mengaji
bersama dan keramahan mereka saat ada bazaar buku dan pakaian layak pakai
,serta pada acara pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar. Setelah pulang
mereka di harapkan dapat mempererat antar satu dengan yang lainnya atau lebih bisa
sharing dengan guru pembimbimngnya. Pada akhir tahun tepatnya saat ingin di
langsungkan kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) mereka yang sudah
di nilai dalam kegiatan OBSERVASI yang lalu akan di panggil untuk bersedia
menjadi bagaian dari OSIS maupun MPK SMA Perguruan Rakyat 1.
Memang system pendidikan di Indonesia pada umunya
serta di Ibu kota Jakarta pada khusunya, hanya menitik beratkan pada
perkembangan otak kiri.Oleh Karena itu banyak sekali anak sekolah yang sehabis
pulang bergrombol tanpa ada kegiatan nongkrong di pinggir jalan maupun di warung-warung kopi. Mereka bukan langsung
pulang atau pun melakukan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah mau pun duduk
untuk berdiskusi dalam organisasi. Hal seperti inilah yang harus di rubah oleh
tiap-tiap individu atau pun sekolah serta metode pendidikan di Indonesia. Seharusnya
pihak sekolah mengarahkan kegiatan masing – masing siswa untuk mengisi kegiatan
yang lebih baik serta membentuk akhlak serta mengendalikan emosi dalam setiap
diri siswa khususnya tingkata SMA dan sederajat karena pada tahap perkembangan
SMA emosi yang di miliki kadang meledak –ledak karna ingin mencari jati diri.
Seharusnya mereka sebagai generasi muda dan penerus
perjuangan bangsa ini,di ajarkan cara membentuk kepribadian diri bukan hanya di
ajarkan untuk cerdas kalau menurut ibu saya “ Nyari orang yang pinter itu bnyak
tapi nyari orang yang bener jarang “ kenapa bisa di kata kan seperti itu karna
pendidikan saat ini hanyan pada ilmu dunia tanpa membentuk karakter tiap
individu. Pada saat saya memasuki sekolah menengah saya di berikan pengarahan
untuk menjadi pribadi yang berdasarkan tiga aspek yaitu IQ,EQ,dan SQ kenapa
tiga hal itu yang menunjang keberhasilan hidup seseorang karna Ilmu tanpa
emosional dan spiritual akan tidak mempunyai arah tujuan . Oleh karena itu saya
menginginkan pendidikan di Indonesia pada umumnya serta si Ibukota Jakarta pada
khususnya mengajarkan ketiga aspek tersebut untuk meraih “Keseimbangan diri” banyak tawuran akhir-akhir ini bukan hanya
emosi mereka yang tak tersalurkan dengan benar tetapi juga karna sekolah hanya
menuntut belajar,belajar dan belajar.Memang tidak ada yang harus di salahkan
,mulai sekarang seharusnya sudah di rubah mulai dari individu,lingkungan baik
itu sekolah maupun keluarga dan pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Keseimbangan bukan hanya dapat di capai dengan
cara-cara di atas seperti menyalurkan bakat dalam kegiatan ekstrakulikuler
maupun organisasi atau dengan 3 aspek yaitu IQ,EQ,dan SQ. Tetapi pada saat ini
saya bisa mengatakan sistm pendidikan Indonesia itu curang ,hanya memberikan
pendidikan yang jelas-jelas di kehidupan nyata tidak memberikan tuntunan dalam
menjalani hidupontoh tidak ada pendidikan entrepreneur atau bisnis di sekolah khususnya SMA jikalau
ada pasti pengaplikasiannya kurang atau juga dalam pendidikan tidak ada yang
namanya tentang ilmu psikologi masyarakat. Sedangkan pada prakteknya di
lapangan teori yang kita pelajari selama ini tidak ada sama sekali manfaatnya
jika kita tidak menekuni pekerjaan di bidang tersebut. Apakah siswa pada
jurusan IPA nanti jika keluar sekolah dia dapat menerapkan teori kimia atau
fisika dan sebagainya?. Tidak juga kan,oleh karena itu saya ingin mereka
mempunyai bekal nanti jika menghadapi dunia kerja yang membutuhkan keuletan dan
sanggup untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya.
Hormat
Saya,
Mochamad
Sefti Fajri_SMA Perguruan Rakyat 1_Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar