Jumat, 22 November 2013

Hanya Sebuah Goresan Pena . .

Tema esai : Kongkretkan Mimpi dan Ide Melalui Kontribusi Nyata
Judul esai : Pendidikan Informal serta Organisasi Untuk Keseimbangan Pendidikan Formal
Pada era globalisasi ini pendidikan menjadi hal yang sangat utama , serta sesuatu hal penting dalam menjalani kehidupan di masa sekarang. Pendidikan saat ini mulai dari Taman kanak-kanak sampai tingkat SMA , jarang sekali pendidikan bersifat informal seperti kegiatan futsal ,tari, maupun yang lainnya di fasilitasi dengan baik dan di tunjang dengan pengajar yang baik. Apalagi OSIS akhir-akhir ini minatnya menurun. Pendidikan pada saat ini saya melihat , hanya belajar dan belajar . sekolah hanya di jadikan tempat untuk menimba ilmu yang memberatkan otak kiri tanpa menghiraukan keseimbangan otak kanan . Selain itu saya ingin juga pendidikan di Indonesia terutama pendidikan di daerah saya bukan hanya di isi oleh ilmu yang bersifat ilmu pasti tetapi juga seperti ilmu yang bisa langsung di terapkan di dalam masyarakat bila perlu juga ilmu tentang bisnis yang bisa di terapkan oleh kalangan muda . Dari hal – hal di atas tersebut seperti kegiatan ekstrakulikuler jarang sekali di berikan tempat untuk berkembang, maupun ilmu bermasyarakat serta ilmu bisnis jarang sekali ada sekolah yang mengajarkan ilmu tersebut padahal menurut saya ilmu itulah yang dapat terpakai di masyarakat sedangkan ilmu yang selam ini kita pelajari di sekolah setalah lulus jika kita tidak menekuni lagi pasti akan lupa.
Oleh karena itu ,dengan segala pelajaran di sekolah yang membuat diri kita menjadi terbebani tanpa ada rasa kepuasan dalam menjalani semua pelajaran. Memang pada saat ini sudah  ada yang  namanya kegiatan ekstrakulikuler, untuk menunjang minat siswa tetapi, seperti saya katakan pada paragraph pertama,kegiatan tersebut jarang menjadi pusat konsentrasi oleh pemerintah terutama Kementrian Budaya dan Pendidikan.Kegiatan tersebut seakan hanya menjadi pelengkap tanpa mendorong untuk mewujudkan fungsi sebenarnya. Contoh kegiatan futsal di daerah saya,memang kegiatan ekskul  tersebut berjalan dengan baik tetapi anak-anak yang ada dalam ekskul tersebut seakan hanya ingin menuruti perintah sekolah agar wajib mengikuti 1 murid 1 ekskul.Ternyata di dalam diri mereka hanya ada pelarian tanpa adanya kepuasan . Jika kita lihat lebih dalam lagi sebenarnya ekstrakulikuler itu bisa juga menjadi pengontrol emosi siswa,karna setelah dia belajar seharian di sekolah atau dalam menghadapi kehidupannya sehari-hari dia mempunyai jalan untuk menyalurkan bakatnya yang selama ini terpendam.
Sejak saat ini sekolah saya memberikan kebebasan bagi setiap murid yang ingin mengembangkan bakatnya masing-masing tanpa ada paksaan serta nanti akan di berikan guru yang berkompeten dalam bidangnya. Baru-baru ini muncul ekskul paskibra ,ekskul itu muncul atas kemauan siawa serta di dukung oleh OSIS dan waka bid.kesiswaan. Jadi jangan hanya memenuhi otak kalian yang memberatkan otak kiri saja tapi latihlah otak kanan kalian agar seimbang.Bukankah di dunia ini harus memilik keseimbangan,sama seperti otak kalian.
Oleh karena itu setiap ada kesempatan untuk mengadakan classmeeting derta di lanjutkan dengan pentas seni kecil-kecilan yang bersifat Intern . Mau itu saat ulang tahun sekolah atau hari pengambilan rapot maupun mengisi waktu luang sehabis semesteran,kegiatan itu untuk apa,agar mereka yang ikut ekstrakulikuler merasa bangga atas kemampuan mereka dan tidak merasa kegiatan ekskul yang mereka lakukan tidak sia-sia
Selain dalam membahas kegiatan informal yang berupa kegiata ekstrakulikuler ada juga yaitu OSIS saya melihat ,pada khususnya di sekolah saya minat untuk menjadi pengurus OSIS sangat kurang. Dari tahun ketahun minat mereka untuk menjadi seorang anggota OSIS memang menurun,dari yang saya lihat . Banyak sekali persoalan hidup anak jaman sekarang ,yang seharusnya mereka tidak pikirkan tetapi menjadi beban buat mereka. Contoh seperti mereka ingin membantu orang tua mereka untuk mencukupi biaya sekolah,tetapi mereka menghiraukan bahwa mereka itu di tuntut oleh orang tua mereka belajar,tidak untuk mencari uang. Memang bagus tetapi sebenarnya itu tidak baik bagi perkembangan anak itu sendiri ,karna otak mereka dan seumuran mereka belum pantas untuk mencari uang sebaliknya mereka sepantasnya mengasah otak mereka melalui pembelajaran di sekolah atau pun dengan menekuni bidang kegitan informal yang mereka gemari. Siapa tau,mereka bisa membantu serta membuat bangga dengan prestasi yang di miliknya ,bukan dengan seperti tadi mencari uang untuk sekolah dan bantu orang tua.Memang baik ,tetapi pasti sebagai orang tua. Orang tua akan sedih karna tidak bias membuat anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Serta daya otak mereka akan terbagi – bagi antara pelajaran atau pun membantu orang tua. Oleh karna itu mereka menjadi tidak foks,akhirnya terbengkalai dua-duanya.          
Lain lagi dengan faktor yang satu ini,ini adalah faktor takut dari dalam diri.Pada awal masuk kelas XI ada yang mengambil jurusan IPA yang bias dikatakan harus mempunyai konsentrasi yang maksimal serta harus belajar-belajar dan belajar. Oleh karena itu banyak yang tidak ingin masuk OSIS karna faktor ini,mereka menginginkan keluar dari organisasi serta fokus dalam belajar.Memang,sikapnya dalam pilihan ini cukup baik,tetapi lihat dulu orang-orang yang ikut organisasi mempunyai pemikiran berbeda dengan orang lain. Dalam OSIS pun kita mendapatkan ilmu yang tidak ada dalam  pelajaran serta kita dapat lebih mengenal dan peka terhadap sifat atau prilaku seseorang.
Karena banyak sekali alasan mereka ingin keluar dari OSIS ,sekolah kami mengadakan kegiatan rutin yaitu OPBPKS (Observasi Pembinaan Budi Pekerti Siswa­­) hal ini dimaksudkan untuk mencari bibit OSIS periode berikutnya dan membentuk budi pekerti siswa serta mereka nantinya akan di bagi setiap kelompok . Masing –masing kelompok terdapat guru pembimbing dan penanggung jawab kakak OSIS maupun MPK serta ketua kelompok,wakil serta sekeretaris dan bendahara. Mereka nanti akan menghuni setiap kelompok satu rumah urusan makan dan sebagainya urusan mereka Di sana nanti terlihat mana siswa yang memilik jiwa kepemimpinan baik itu dalam karnaval yaitu pawai pada hari pertama menggunakan kostum unik mengelilingi kampong . Maupun dalam cross country yaitu kegiatan menelusuri alam di sekitar perkampungan yang di tinggali . Serta dalam kegiatan mengobservasi atau meneliti masyarakat sekitar yang mereka tinggali. Di sana juga dapat terlihat kebersamaan dalam susah maupun duka ,jika ada kesalahan yang di dapat oleh siswa akan mendapat pita hitam dan jika ada yang berkelakuan baik akan mendapat pita merah. Serta kegembiraan mereka pada saat acara malam bisa itu ngelawak atau bernyanyi dan khusyuan mereka saat mereka di bangunkan jam 2 pagi untuk shalat tahajud serta dilanjutkan tausyiah dari perwakilan masing-masing kelompok maupun mengaji bersama dan keramahan mereka saat ada bazaar buku dan pakaian layak pakai ,serta pada acara pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar. Setelah pulang mereka di harapkan dapat mempererat antar satu dengan yang lainnya atau lebih bisa sharing dengan guru pembimbimngnya. Pada akhir tahun tepatnya saat ingin di langsungkan kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) mereka yang sudah di nilai dalam kegiatan OBSERVASI yang lalu akan di panggil untuk bersedia menjadi bagaian dari OSIS maupun MPK SMA Perguruan Rakyat 1.
Memang system pendidikan di Indonesia pada umunya serta di Ibu kota Jakarta pada khusunya, hanya menitik beratkan pada perkembangan otak kiri.Oleh Karena itu banyak sekali anak sekolah yang sehabis pulang bergrombol tanpa ada kegiatan nongkrong di pinggir jalan maupun  di warung-warung kopi. Mereka bukan langsung pulang atau pun melakukan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah mau pun duduk untuk berdiskusi dalam organisasi. Hal seperti inilah yang harus di rubah oleh tiap-tiap individu atau pun sekolah serta metode pendidikan di Indonesia. Seharusnya pihak sekolah mengarahkan kegiatan masing – masing siswa untuk mengisi kegiatan yang lebih baik serta membentuk akhlak serta mengendalikan emosi dalam setiap diri siswa khususnya tingkata SMA dan sederajat karena pada tahap perkembangan SMA emosi yang di miliki kadang meledak –ledak karna ingin mencari jati diri.
Seharusnya mereka sebagai generasi muda dan penerus perjuangan bangsa ini,di ajarkan cara membentuk kepribadian diri bukan hanya di ajarkan untuk cerdas kalau menurut ibu saya “ Nyari orang yang pinter itu bnyak tapi nyari orang yang bener jarang “ kenapa bisa di kata kan seperti itu karna pendidikan saat ini hanyan pada ilmu dunia tanpa membentuk karakter tiap individu. Pada saat saya memasuki sekolah menengah saya di berikan pengarahan untuk menjadi pribadi yang berdasarkan tiga aspek yaitu IQ,EQ,dan SQ kenapa tiga hal itu yang menunjang keberhasilan hidup seseorang karna Ilmu tanpa emosional dan spiritual akan tidak mempunyai arah tujuan . Oleh karena itu saya menginginkan pendidikan di Indonesia pada umumnya serta si Ibukota Jakarta pada khususnya mengajarkan ketiga aspek tersebut untuk meraih “Keseimbangan diri” banyak tawuran akhir-akhir ini bukan hanya emosi mereka yang tak tersalurkan dengan benar tetapi juga karna sekolah hanya menuntut belajar,belajar dan belajar.Memang tidak ada yang harus di salahkan ,mulai sekarang seharusnya sudah di rubah mulai dari individu,lingkungan baik itu sekolah maupun keluarga dan pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Keseimbangan bukan hanya dapat di capai dengan cara-cara di atas seperti menyalurkan bakat dalam kegiatan ekstrakulikuler maupun organisasi atau dengan 3 aspek yaitu IQ,EQ,dan SQ. Tetapi pada saat ini saya bisa mengatakan sistm pendidikan Indonesia itu curang ,hanya memberikan pendidikan yang jelas-jelas di kehidupan nyata tidak memberikan tuntunan dalam menjalani hidupontoh tidak ada pendidikan entrepreneur  atau bisnis di sekolah khususnya SMA jikalau ada pasti pengaplikasiannya kurang atau juga dalam pendidikan tidak ada yang namanya tentang ilmu psikologi masyarakat. Sedangkan pada prakteknya di lapangan teori yang kita pelajari selama ini tidak ada sama sekali manfaatnya jika kita tidak menekuni pekerjaan di bidang tersebut. Apakah siswa pada jurusan IPA nanti jika keluar sekolah dia dapat menerapkan teori kimia atau fisika dan sebagainya?. Tidak juga kan,oleh karena itu saya ingin mereka mempunyai bekal nanti jika menghadapi dunia kerja yang membutuhkan keuletan dan sanggup untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya.
Hormat Saya,

Mochamad Sefti Fajri_SMA Perguruan Rakyat 1_Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar